Rabu, 01 Februari 2012

MY FAVORITE BASO IN BOGOR

Siapa yang nggak suka sama baso?? dari anak kecil sampai orang tua menyukai panganan ini. Panganan yang terbuat dari daging yang dicampur tepung dibuat bulat-bulat (sekarang udah ada bentuk kotak juga ), diisi dengan daging cincang atau telur ataupun campuran urat. Dengan kuah panas nan gurih,ditaburi bawang goreng dan daun seledri. Ditambah saos cabe dan sambel buat kalian yang suka pedas.
Hhhmmmm…kalau di Bogor lagi hujan/ abis hujan pasti enak makan makanan yang berkuah dan hangat yaitu baso. Ini adalah beberapa daftar tempat favorit saya kalau makan baso:

1.      Baso Seuseupan ( Gunung Batu & Bantar Jati)
2.      Baso Boboho (Bantar Jati)
3.      Baso Pak Mien (Cimanggu)
4.      Baso Jaja (Sempur)
5.      Baso Pak Amir (Merdeka)
6.      Baso Malang SMANTI (Pajajaran deket SMA3)
7.      Baso DQ Putra Arema (Surken)
8.      Baso Sehat Atom(Loji & Bantar Jati)
9.      Bakso Selamet (Cikaret)
10.  Baso Favorit(Darmaga)
11.  Baso Gepeng ( Bara- Darmaga)
12.  Baso Imron (Ps. Gunung Batu)

Ini merupakan list baso yang menurut penulis rasanya enak & muantappp . Selamat mencicipi satu per satu.

ASAL USUL BAKSO

Pada akhir Dinasti Ming (awal abad ke-17) di Fuzhou, ada seorang pria bernama Meng Bo, tinggal di sebuah desa kecil. Dia berkepribadian baik dan berbakti kepada orang tuanya. Bakti Meng Bo pada ibunya sangat diketahui oleh para tetangga. Suatu hari, ibunya yang sudah mulai tua sudah tidak dapat makan daging lagi, karena giginya sudah mulai tidak bisa makan sesuatu yang agak keras. Ini sedikit mengecewakan karena dia suka sekali makan daging.
  
Meng Bo ingin membantu ibunya agar bisa mengonsumsi daging lezat lagi. Sepanjang malam duduk,
memikirkan bagaimana mengolah daging yang bisa dimakan oleh ibunya. Hingga suatu hari, ia melihat tetangganya menumbuk beras ketan untuk dijadikan kue mochi. Melihat hal itu, timbul idenya. Meng Bo langsung pergi ke dapur dan mengolah daging dengan cara yang digunakan tetangganya dalam membuat kue mochi. Setelah daging empuk, Meng Bo membentuknya menjadi bulatan-bulatan kecil sehingga ibunya dapat memakannya dengan mudah. Kemudian ia merebus adonan itu, tercium aroma daging yang lezat.
Meng Bo menyajikan bakso itu kepada ibunya. Sang ibu merasa gembira karena tidak hanya baksonya yang lezat, tapi juga mudah untuk dimakan. Meng Bo sangat senang melihat ibunya dapat makan daging lagi.
Kisah berbaktinya Meng Bo pada ibunya beserta resep baksonya, cepat menyebar ke seluruh kota Fuzhou. Penduduk berdatangan untuk belajar membuat bakso lezat pada Meng Bo.
Sumber: http://tuanmuda.us/showthread.php?tid=8244